Perkembangan Usaha Konveksi di Indonesia
Sejarah konveksi di Indonesia dan dunia membuktikan bahwa kinerja industri tekstil hanya mengandalkan bahan alami. Namun seiring perkembangan zaman, banyak percampuran-percampuran bahan alami dengan bahan sintetis. Meskipun demikian, industri tekstil tidak tertinggal dengan industri-industri lain. Perkembangan industri tekstil ini menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya bisnis konveksi di Indonesia. Sejarah konveksi di Indonesia dan dunia cukup membuktikan, bahwa bisnis di bidang tekstil menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan.
Di Indonesia terdapat banyak jenis Usaha Kecil dan Menengah (UKM), bahkan jumlahnya di Indonesia sampai tahun 2011 adalah sekitar 52.000.000. UKM sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dikarenakan menyumbang 60% dari PDB (Produk Domestik Bruto) dan menyerap 97% tenaga kerja. Jadi, bisnis UKM di Indonesia akan terus berkembang dan memberikan peluang usaha yang menguntungkan bagi mereka yang menyukai dunia bisnis. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”. Beberapa jenis UKM di Indonesia, salah satunya adalah industri konveksi. Industri konveksi adalah suatu perusahaan yang menghasilkan pakaian jadi, seperti pakaian wanita, pria, anak, pakaian olahraga, maupun pakaian politik.
Industri konveksi bisa dibilang perusahaan yang sedang, karena tenaga kerjanya masih dibilang sedikit. Industri konveksi sekarang ini cukup menjamur di berbagai daerah¸ salah satu daerah di Indonesia yang terdapat banyak industri konveksi dan pertumbuhan industri konveksinya sangat pesat adalah di kota Bandung. Kota Bandung adalah kota yang berhasil mengembangkan industri konveksi, bukti nyata atas perkembangan pesat industri konveksi di Kota Bandung adalah pesatnya pertumbuhan tempat ataupun pusat belanja di Kota Bandung seperti, Factroy Outlet dan Distro sebagai agen distribusi dari industri konveksi. Industri konveksi di Bandung telah ada sejak tahun 1950-an.
Persaingan konveksi jenis pakaian sangat banyak khususnya di kota Bandung. Perusahaan harus cepat dan tepat dalam melihat apa yang sedang pasar butuhkan. Permintaan terhadap produk – produk yang dihasilkan industri konveksi juga akan semakin tinggi. Para pengusaha industri konveksi harus lebih sensitif terhadap permintaan pasar agar tidak kalah saing dengan industri konveksi lainnya. Perusahaan akan menghadapi dua kemungkinan, yaitu peningkatan atau penurunan jumlah permintaan.
Tips Memulai Usaha Konveksi
Kamu tentu ingin usaha konveksi yang dijalani dapat terus berkembang dan mendapatkan banyak keuntungan. Tapi tidak ada satupun usaha yang bisa dilakukan tanpa mengalami kendala. Maka dari itu, ikuti tips berikut ini agar usaha yang dirintis dapat berjalan dengan baik.
1. Menentukan Produk Konveksi yang Akan Diproduksi
Persiapan awal dalam bisnis konveksi adalah menentukan jenis produk yang akan kamu buat, apakah memproduksi pakaian untuk pria atau wanita, anak-anak atau orang dewasa, jenis kemeja atau kaos. Perhatikan juga keperluan dari produk kamu, apakah untuk keperluan formal, casual, perayaan, atau seragam.
Menentukan jenis produk juga akan menentukan posisi produk kamu di persaingan bisnis konveksi. Jenis produk juga dapat menentukan branding dan juga strategi pemasaran yang akan kamu lakukan.
2. Menyiapkan Modal Usaha
Setiap bisnis pasti membutuhkan modal, begitu juga bisnis konveksi. Sebenarnya modal bisnis konveksi tergantung dengan persiapan dan strategi kamu. Jika ingin memproduksi langsung (ready stock) tentu kamu akan membutuhkan modal yang besar. Namun jika kamu ingin menerapkan pra-pemesanan (pre-order) modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Modal dalam membuat bisnis konveksi biasanya digunakan untuk produksi dan juga promosi. Tidak perlu budget yang terlalu besar, sebab usaha ini bisa dijalankan dengan beberapa orang saja tidak seperti garmen, yang mengharuskan kita memiliki banyak pegawai.
3. Persiapkan Lokasi Usaha
Salah satu faktor penting dalam menentukan usaha adalah memilih lokasi yang tepat. Jika tidak memiliki modal yang terlalu besar atau memiliki rumah yang cukup besar, maka usaha konveksi bisa dijalankan di rumah. Namun, jika modal yang dimiliki cukup besar maka kamu juga bisa melakukan sewa tempat di area yang lebih strategis.
4. Mencari Supplier
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam memulai bisnis konveksi adalah supplier. Supplier terdiri dari supplier bahan konveksi, penjahit, percetakan, kemasan, dan juga label pakaian. Hal ini sebenarnya disesuaikan dengan budget dan strategi penjualan yang kamu terapkan. Berikut beberapa tips dalam memilih supplier,
• Cobalah mencari supplier yang dekat dengan lokasi bisnis kamu untuk mengurangi beban produksi;
• Supplier yang terlokalisasi dengan bisnis lain atau memiliki jasa dan produk dengan pasokan pendukung. Misalnya saja, supplier yang bisa menjahit sekaligus menyediakan bahan dan juga sablon;
• Bekerjasama dengan supplier yang memiliki reputasi yang baik.
Jika kamu ingin memulai semuanya dari mulai menyediakan bahan hingga penjahitan, tentu kamu tetap membutuhkan pemasok seperti supplier alat jahit dan alat cetak.
5. Melakukan Promosi Usaha, Bangun Branding dan Kepercayaan Konsumen
Seperti bisnis lain, membuka bisnis konveksi juga memerlukan kepercayaan pelanggan. Kepercayaan dibangun agar reputasi bisnis dapat dikenal baik oleh pelanggan. Kepercayaan dapat dibangun dengan, membuat konten melalui media promosi seperti blog dan instagram. Bekerjasama dengan perusahaan lain atau media, serta memberikan pengetahuan produk dan juga bukti produk kepada calon pelanggan.
Selain membangun kepercayaan, branding juga harus dibangun. Branding dibangun dengan membuat logo, memaparkan visi usaha, dan juga desain konten yang sesuai dengan jenis produk yang akan dijual. Membangun branding berguna untuk meningkatkan kesadaran konsumen dengan produk kamu.
Strategi promosi pemasaran yang baik akan berpengaruh dengan bisnis konveksi kamu. Kamu dapat memilih penjualan Business-to-business (B2B) dengan kata lain menjual produk kamu kepada institusi atau perusahaan atau penjualan, atau Business-to-consumer (B2C) yaitu penjualan kepada masyarakat umum. Dalam bisnis konveksi, B2B bisa berupa menjual seragam dan pakaian perayaan. Sedangkan, B2C Anda dapat menjual pakaian formal atau Casual.
Untuk menarik minat calon pelanggan, buat strategi promosi yang unik, misalnya memanfaatkan media sosial, membagikan pamflet maupun brosur, memasang banner, dan memberikan potongan harga bagi tiap pelanggan pertama.
Strategi pemasaran juga mencakup tools yang akan digunakan, misalkan menggunakan sosial media seperti instagram dan facebook dengan mengunggah konten dan foto produk kamu. Jika bisnis sudah berkembang, maka kita dapat mengandalkan Google Ads dan juga Google Analytics untuk memaksimalkan strategi pemasaran.
6. Menyiapkan Peralatan atau Sarana yang Dibutuhkan
Setelah mengikuti tips-tips di atas, maka kamu harus menyiapkan beberapa sarana, mulai dari pengadaaan, termasuk mesin jahit, Mesin obras, Mesin overdeck, Mesin rantai, Mesin potonf, Mesin steam, dan peralatan menjahit lainnya.
7. Mengamati Tren Pasar
Kesalahan yang sering dilakukan seorang pebisnis konveksi adalah tidak bisa membaca tren pasar. Membaca tren pasar dalam berbisnis konveksi adalah hal wajib yang perlu dilakukan. karena pakaian dari tahun-ke-tahun pasti mengalami perubahan tren.
Dengan membaca situasi pasar, berarti kamu mengetahui kemauan dan kebutuhan konsumen. Mengikuti tren juga harus diiringi dengan idealisme kamu agar produk kamu memiliki identitas dan dapat bertahan pada persaingan bisnis konveksi.
Kendala dalam Usaha Konveksi
Setiap merintis sebuah usaha tentunya kamu akan menghadapi berbagai jenis kendala. Berikut ini adalah kendala yang biasa dialami ketika melakukan usaha konveksi.
• Modal yang cukup besar
Merintis usaha konveksi memang membutuhkan modal yang tidak sedikit, maka diperlukan estimasi modal untuk menjalankannya. Cara mendapatkan budget untuk mencukupi modal bisa dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan menabung. Cara seperti ini memang cukup lama namun membuat kita jauh lebih tenang.
Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan mengajukan pinjaman modal usaha ke bank. Memang bisa membuat kamu mendapatkan modal lebih cepat, namun kamu harus siap dengan biaya cicilan per bulannya yang harus kita bayarkan tepat waktu.
• Barang reject atau return
Setiap pemilik usaha konveksi tentu ingin produk yang dijualnya memiliki kualitas bagus. Namun, ada saja produk yang reject atau return, di mana produk tidak lolos quality control.
BIasanya penyebab hal ini terjadi adalah produk yang dihasilkan dalam keadaan rusak atau salah pengerjaan.
• Adanya inflasi
Kondisi keuangan negara memang amat berpengaruh terhadap daya beli masyarakatnya. Maka saat negara mengalami inflasi, daya beli masyarakat pun akan menurun. Sebab melonjaknya harga di segala barang di pasaran.
• Perubahan industri mode yang cepat
Perubahan yang kian cepat pada tren sebuah pakaian membuat banyak pemilik usaha konveksi sering mengalami kerugian karena lambatnya produk dalam memasuki pasar sementara kepopuleran produk tersebut sudah menurun. Oleh sebab itu, teruslah melakukan riset secara cepat mengenai produk yang sedang tren di dunia mode saat ini.